Dilema mahasiswa tingkat akhir yang sedikit terlambat (baca: terlambat lulus dan ditinggal teman-teman) yaitu ketika ingin berlibur. Kami harus menunggu warna merah di angka kalender supaya rencana gak jadi wacana.
Kenapa Jayagiri?
Selain lokasi yang dekat dengan kampus kami, kira-kira 15—30 menit perjalanan menggunakan motor dan jalan yang tidak macet, Jayagiri juga punya pesona yang indah dengan effort yang gak begitu banyak, pas lah buat temu kangen.
Ternyata tracking malam tidak buruk, hanya gerimis dan pencahayaan yang menjadi sedikit kendala. Tracking sekitar 1 jam dari pintu masuk (dengan beberapa kali berhenti karena saya sepertinya mengalami sakit serius yang biasa terjadi saat hiking, masuk angin), kami beristirahat di warung “emak” sambil menunggu anak cowok beli beberapa kayu bakar.
Tempat camping yang kami pilih tidak jauh dari warung emak, sedikit ke atas melewati tanjakan yang lumayan membuat ngos-ngosan. Sambil menunggu anak-anak cowok pasang tenda, kami perempuan yang kebetulan cuma berdua mulai memasak makan malam, menu makan malam kami sedikit mainstream yaitu spaghetti, mie instan, pop mie dan pop corn yang masaknya penuh dengan keberanian, disajikan sebagai hidangan penutup bersama dengan maraknya api unggun.
Malam tidak berlangsung lama, sehabis makan, dan sedikit ngobrol, kami langsung tidur ke tenda masing-masing.
Keesokan paginya, saya mendengar suara lengkingan kuda, jadi di Hutan Jayagiri ini bagi pengunjung yang beruntung akan menjumpai beberapa kuda liar yang berkeliaran di sekitar camping ground. Tenang, kuda-kuda cantik ini tidak akan mengganggu, mereka hanya mampir untuk mencari makan.
Walaupun Bandung saat itu berkabut, pemandangan pagi di Hutan Jayagiri tidak pernah mengecewakan. Dinginnya hutan Pinus khas Jayagiri dan matahari yang muncul malu-malu dengan cahaya yang sedikit demi sedikit menyelinap di antara pepohonan, cocok buat para peng-hunting foto-foto yang instagramable.
Salah satu hal yang paling saya tunggu setiap camping ceria di Jayagiri dengan orang-orang ini yaitu, ngeliwet. Karena track yang cukup mudah memungkinkan kami untuk membawa bahan makanan yang tidak instan, terlebih di atas ada kamar mandi, jadi gak akan repot buat cuci-cuci dan air di sana melimpah untuk masak bahkan mandi. Buat yang baru pertama kali camping ceria di Jayagiri, kamar mandi terletak di dekat warung emak.
Satu-satunya persiapan yang harus dipersiapkan dengan matang untuk camping ceria di Jayagiri yaitu, waktu. Selebihnya kita bisa membawa barang-barang penunjang seperti kamera, hammock, gitar, atau kawan-kawannya.
Buat kamu yang suka camping, Hutan Jayagiri bisa jadi rekomendasi. Selain akses yang mudah, (dari pintu masuk masih nemu driver grab yang mau bawa), track yang jelas dan banyak bonusnya, Jayagiri juga punya pesona khas hutan Pinus dengan udara yang sejuk (dingin..) buat kamu yang suka modus. Selamat bertualang.
Author
Add comment